Kamis, 07 Oktober 2010

Menjauhi Majelis yang Kosong dari Dzikrullah

Allah Ta’ala berfirman:

مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf: 18)

Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:

مَنْ قَعَدَ مَقْعَداً لَمْ يَذْكُرِ اللهَ فِيْهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةٌ، وَمَنِ اضْطَجَعَ مَضْجِعَاً لاَ يَذْكُرِ اللهَ فِيْهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةٌ

“Barangsiapa yang duduk pada sebuah tempat lalu dia tidak berzikir kepada Allah di situ maka hal itu akan menjadi tirah (penyesalan) baginya di sisi Allah. Barangsiapa yang berbaring pada sebuah tempat lalu dia tidak berzikir kepada Allah di situ maka hal itu akan menjadi tirah (penyesalan) baginya di sisi Allah.” (HR. Abu Daud no. 4856, 5058 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Al-Misykah: 2/703)

Dalam kitab An-Nihayah fii Gharib Al-Hadits (1/189) karya Ibnu Al-Atsir disebutkan bahwa makna tirah adalah kekurangan dan pertanggungjawaban.

Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:

مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِساً لَمْ يَذْكُرُوا اللهَ فِيْهِ وَلَمْ يُصَلُّوا عَلَى نَبِيِّهِمْ إِلاَّ كَانَ عَلَيْهِمْ تِرَةٌ, فَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُمْ

“Tidaklah ada satu kaum yang duduk dalam satu majelis lalu mereka tidak berzikir kepada Allah dan tidak juga bershalawat kepada nabi mereka padanya kecuali majelis itu menjadi tirah atas mereka, jika Dia mau maka Dia akan menyiksa mereka dan jika Dia mau maka Dia akan mengampuni mereka.” (HR. At-Tirmizi no. 3380 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 5607)

Dari Ibnu Umar -radhiallahu anhuma- dia berkata: Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:

لاَ تُكْثِرُوا الْكَلاَمَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللهِ فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلاَمِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللهِ قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ، وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسُ مِنَ اللهِ الْقَلْبُ الْقَاسِي

“Janganlah kalian memperbanyak bicara dengan selain zikir kepada Allah, karena memperbanyak bicara dengan selain zikir kepada Allah membuat hati menjadi keras, sementara hamba yang paling jauh dari Allah adalah yang hatinya keras.” (HR. At-Tirmizi no. 2411 dan dinyatakan hasan oleh Al-Arnauth dalam Jami’ Al-Ushul: 11/737)

Penjelasan ringkas:

Setiap orang pasti akan berkumpul dengan orang lainnya dimana mereka akan berbincang-bincang dan berbicara, baik dalam masalah dunia maupun masalah agama. Dan majelis (perkumpulan orang) yang terbaik adalah majelis yang padanya diucapkan zikir kepada Allah dan shalawat kepada Nabi-Nya -shallallahu alaihi wasallam-, dan majelis yang penuh dengan zikir kepada Allah dan shalawat kepada Nabi adalah majelis ilmu dimana kaum muslimin saling membacakan Al-Qur`an dan hadits serta saling mengajarkan di antara mereka. Adapun majelis yang kosong dari kedua amalan ini maka dia adalah majelis yang tercela dan itu akan menjadi kekurangan dan penyesalan bagi setiap orang yang hadir di majelis tersebut karena telah membuang-buang waktunya pada perkara yang tidak bermanfaat. Karenanya Ar-Rasul -shallallahu alaihi wasallam- memperingatkan agar menjauhi majelis seperti itu dan beliau mengabarkan bahwa majelis seperti itu akan membuat hati menjadi keras, yang mana hal itu akan menjauhkan dia dari Allah Ta’ala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar